MEDAN
Malam kedua Pesantren Kilat Ramadhan di Rutan Kelas I Medan berlangsung dengan penuh kekhidmatan.
Para warga binaan terus menghidupkan malam-malam Ramadhan dengan shalat tarawih dan tadarusan, menjadikan bulan suci ini sebagai momentum refleksi diri dan penguatan spiritual.
Di balik jeruji, setiap rakaat tarawih yang mereka tunaikan menjadi simbol harapan dan kesempatan baru.
Dengan penuh ketulusan, mereka bersujud memohon ampunan serta bimbingan dari Allah SWT agar dapat menjadi pribadi yang lebih baik.
Setelah tarawih, suara lantunan ayat suci Al-Qur’an menggema, menambah ketenangan dan kedamaian di dalam rutan.
“Ubahlah cara jalanmu, tapi jangan ubah arah tujuanmu. Teruslah menjadi lebih baik untuk ke depannya,” pesan yang terus digaungkan dalam setiap sesi pembinaan keagamaan di Rutan Kelas I Medan.
Selain shalat dan tadarusan, malam kedua pesantren kilat juga diisi dengan kajian tafsir dan diskusi interaktif.
Para warga binaan tidak hanya mendengarkan tausiyah, tetapi juga berpartisipasi aktif dalam menggali makna ayat-ayat Al-Qur’an serta memahami bagaimana ajaran Islam dapat menjadi pedoman dalam menjalani kehidupan yang lebih baik.
Kepala Rutan Kelas I Medan menyampaikan harapannya agar kegiatan ini bukan hanya sekadar rutinitas Ramadhan, tetapi menjadi titik balik bagi para warga binaan untuk terus berusaha memperbaiki diri.
“Kami ingin setiap peserta mendapatkan manfaat maksimal dari pesantren kilat ini, sehingga mereka dapat membawa nilai-nilai kebaikan ini dalam kehidupan sehari-hari, baik di dalam rutan maupun saat kembali ke masyarakat,” ujarnya.
Rutan Kelas I Medan terus berkomitmen menciptakan lingkungan yang BERSIH, SEHAT, RAPI, DAN INDAH (RAGUSTA BERSERI), serta menghadirkan program-program pembinaan yang tidak hanya membangun mental, tetapi juga membuka peluang bagi warga binaan untuk menjadi pribadi yang lebih baik.
Semoga cahaya Ramadhan senantiasa menerangi hati setiap insan, membawa keberkahan, serta membuka pintu ampunan dan kesempatan baru bagi semua.(AVID)